Baksos di Pasar Bringharjo

 Setiap bulan Ramadhan, sekolahku mengadakan acara baksos bagi yang membutuhkannya. Jadi pada tanggal 31 Maret kami ditugaskan untuk membagikan baksos bersama kelompok masing-masing di Pasar Bringharjo. 

Setelah 15 menit aku, Kaninda, Najwa, Dan Rere keliling mencari seseorang yang kami cari tapi tidak tau siapa yang kami cari (ha?), secara tidak sengaja kami beetemu Us Dian dan mendapat petunjuk, "biasanya ibu-ibu yang bawa selendang panjang itu kuli panggul". Setelah itu kita cari ibu-ibu bawa selendang panjang deh. 

Gak lama, kami berpapasan dengan nenek dengan selendang panjang. Aku langsung megang tangan Kaninda dan ngode pake mimik wajah, 'itu gak sih?'. Kaninda yang mengerti maksudku bales pake wajah 'kamu aja'. 

'emoh, kamu aja lah'

'gak mau, cepet itu keburu ibunya hilang'

'ya makanya kamu cepet sapa'

'kamu' 

'halah!'

Dan akhirnya kami malah ngikutin nenek tadi. Kami sempat ragu untuk menyapa karena ternyata neneknya mau kerja. Tapi daripada kita pusing lagi akhirnya kita sapa deh.

Setelah wawancara ini-itu kami memberi baksosnya dan foto :D. Awalnya Najwa gak ikut karena dia yang motion, tbtb dia blg, "bu, klo selfie boleh gak?" Terus kita semua selfie deh.

Kembali ke bis, pulang, tidur. Wah, hari yang panas. 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kampung Batik Tulis Giriloyo

Gambar
Kampung Batik Tulis Giriloyo adalah tempat yang kami kunjungi pada 29 Februari 2024 di Bantul, Yogyakarta. Setelah perjalanan kurang lebih 30 menit, pemandangan kami berubah dari jalanan yang padat menjadi sawah hijau yang benar-benar asri. Aku bingung sendiri karena gak nyangka ada daerah begini di Jogja, mungkin karena namanya 'kampung batik'. Sesampainya disana, kami langsung disuruh foto sama ustadah. Nih fotonya. Di gazebo, kami dijelaskan sejarah Kampung Batik secara ringkas. Aku duduk di barisan cewe yang paling depan dan terlalu asik melihat cara ibunya menjelaskan sampai lupa mencatat. Begitu noleh ke belakamg temenku lagi nyatet semua. Disitu aku udah mempersiapkan mental kalau nanti dimarahin karena gak bikin catetan. Kami dikelompokan sesuai yang sudah ditetapkan sebelumnya dan berpencar sesuai arahan. Aku berenam dipandu oleh ibu batik bernama Bu Istijannah yang kata beliau sudah membatik sejak kelas 3 SD. Dah jago beliau ini.  Mulailah kami membatik secara bergant
Baca selengkapnya

Ustadah Itu Bagiku...

Gambar
 Saya senang menulis cerita. Menulis cerita membiarkan saya untuk membuat dunia sendiri sesuka hati saya. Namun saya memiliki rasa tidak percaya diri ketika menulis. Apakah yang saya tulis sudah cukup baik? Apakah masih ada kata yang perlu diganti? Apakah terlalu bertele-tele? Apakah kurang menarik? Tidak menghibur? Saya juga tidak mengerti mengapa saya begitu memikirkannya, padahal tidak ada yang membacanya selain saya sendiri. Meski syukurlah mendapat dukungan dari orang tua, rasa percaya diri masih belum muncul. Akibatnya, tidak ada satupun  cerita yang tidak dapat saya selesaikan.   Saat SMP, ini adalah pertama kalinya seorang guru mendukung hobi saya. Ustadzah Phasa namanya. Mendapat dukungan dari pihak ketiga membuat rasa percaya diri saya mulai tumbuh. Ustadah Phasa sering sekali memberi motivasi pada saya. Beliau sering menasehati saya bahwa semua hal membutuhkan proses yang tidak mudah. Beliaupun merupakan sosok hebat yang sangat saya kagumi. Terima kasih ustadah Phasa, telah
Baca selengkapnya